Azwardi, S.Sos
Wakil Ketua
Pemburu Berita Yang Kini Jadi Target Pemberita
Azwardi tidak menyangka kalau dirinya bisa terpilih sebagai anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepulauan Riau periode 2011-2014. Padahal ketika mengikuti seleksi awal, alumnus Universitas Lancang Kuning Pekanbaru jurusan Business Administration ini sempat apatis saat mengetahui kalau saingannya merupakan tokoh-tokoh penting yang sudah cukup punya nama di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Namun berkat upaya dan doa yang dipanjatkannya setiap lima waktu kepada sang maha pencipta, akhirnya mantan Head Department Administration & Human Resource sebuah perusahaan elektronik asal Singapura di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam, Kabupaten Bintan ini dinyatakan lulus oleh Gubernur Kepri HM Sani.
Kini tugas berat untuk menata dan membina lembaga penyiran di Provinsi Kepri, yang tentunya tidak ringan dan tidak mudah ini sudah menanti ayah 3 orang anak kelahiran Tanjungpinang ini.
Menanggapi jabatan barunya sebagai Wakil Ketua KPID Kepri merangkap anggota Bidang Hukum dan Perizinan, mantan Kepala Perwakilan Kabupaten Bintan pada sebuah media cetak harian yang cukup punya nama di Provinsi Kepri ini tidak menyangka kalau saat ini tugasnya cukup berat.
Karena harus mengawasi dan melakukan pembinaan lembaga-lembaga penyiaran di seluruh Provinsi Kepri yang terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota dan memiliki letak geografis pulau-pulau besar dan kecil yang saling terpisah antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya.
Selain itu, pria yang pernah menjadi wartawan terproduktif tahun 2004 sebuah media cetak harian lokal di Kepri ini berpendapat kalau karirnya mirip dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang dulunya seorang pemburu berita namun kemudian berubah menjadi orang yang selalu diburu-buru pemberita.
“Sepertinya mirip-mirip sikit dengan Pak Dahlan Iskan-lah. Dulu pemburu berita. Kalau sekarang malah sering masuk berita,” cetus juru bicara (jubir) Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Bintan Bagian Utara (BP2KB2U) ini.
Ini semua kata pria yang pernah menjadi pembicara (speaker) pada General System Preference (GSP) Presentation Forum di depan group perusahaan Sony Precision Engineering Center (SPEC) Singapore yang berasal dari berapa negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Singapore dan Indonesia ini tidak lepas dari sikap dan pembawaannya sehari-hari yang mudah bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang jabatan, pangkat, suku, golongan maupun jenis kelamin.
Ditambah lagi dengan pengalamannya yang lebih dari 9 tahun sebagai pemburu berita, Sekretaris Dewan Kesenian Bintan (DKB) ini dikenal dekat dengan kalangan pemburu berita, baik cetak maupun elektronik yang ada di Kepri.
Berangkat dari ketertarikannya pada dunia cuap-cuap, bapak 3 orang anak ini pernah ingin mendirikan stasiun Radio Tuah FM di Tanjunguban, Kabupaten Bintan yang bercokol di kanal 103,4 FM. Namun karena berbagai persoalan, akhirnya impian untuk memiliki stasiun radio swasta sendiri terpaksa harus dikuburnya dalam-dalam.
Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi Ikatan Pemuda Desa (Ipades) Kabupaten Bintan ini juga pernah menjadi salah satu peserta Lomba Baca Berita yang digelar RRI Tanjungpinang saat masih duduk di bangku SMAN 2 Tanjungpinang puluhan tahun silam. Namun vokalnya yang kurang bariton ditambah minimnya pengalaman, anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kepri ini harus gugur pada seleksi awal ketika itu.
Bagi satu-satunya anggota komisioner KPID Kepri dari Pulau Bintan ini, apa yang terpenting kata alumnus Balai Pendidikan Latihan Pariwisata (BPLP) Bandung ini adalah bagaimana mampu mewujudkan penyiaran di Provinsi Kepri yang punya martabat, berakhlak, memiliki integritas dan tentunya mampu mencerdaskan kehidupan berbangsa guna peningkatan kecerdasan masyarakat.
“Mudah-mudahan jabatan ini dapat saya laksanakan sesuai amanah yang sudah dipercayakan guna mewujudkan penyiaran yang bermartabat, layak siar, menjunjung tinggi norma dan sopan santun bangsa ini. Serta tentunya mampu meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam memilah dan memilih siaran yang layak konsumsi,” tandas anak ketiga dari 8 bersaudara ini. (azw)