Benahi KPID Kepri Lebih Baik
H Jamhur Poti, SE, M.Si punya keinginan untuk menjadikan KPID Kepri menjadi KPID terbaik dan lebih bermutu dalam periode ini. Karena misi ini, akhirnya dosen tetap pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang ini ditunjuk secara aklamasi sebagai Ketua KPID Kepri periode 2011-2014.
Pertimbangannya, karena ayah dua anak yang menyelesaikan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Dr Soetomo Surabaya pada tahun 2005 ini karena pengalamannya sebagai mantan Koordinator Bidang Kelembagaan KPID Kepri periode 2008-2011.
Ditambah latar belakang profesinya yang lebih dari 17 tahun dihabiskan dalam dunia penyiaran dengan berbagai jenjang karir didunia penyiaran di Kepri. Aktifis beberapa organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan, seperti PMII, BKPRMI, KNPI, Lakpesdam PWNU, LAM Kota Batam ini juga pernah tercatat sebagai founding father Radio Batam FM di era tahun 90-an. Saat Batam baru menggeliat menuju sebuah kota industri dan perdagangan di Provinsi Kepri.
Sebagai komisioner incumbent yang terpilih untuk kedua kalinya, pria kelahiran 10 Januari 1964 di Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau ini memiliki visi untuk mewujudkan demokratisasi penyiaran Indonesia yang sehat, memperkokoh jati diri bangsa yang berdaulat dengan mempertahankan local wisdom di era globalisasi dan digitalisasi penyiaran.
Untuk mewujudkan visi tersebut, kandidat Doctor of Philosopy (Ph.D) Ilmu Komunikasi pada Universiti Utara Malaysia, Kedah Darul Aman, Malaysia ini dengan kajian Media Massa dan Masyarakat Madani ini adalah dengan mendorong lembaga penyiaran yang profesional, proporsional dan penegakan hukum (law enforcement) diwilayah yang berbatasan langsung dengan 2 negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Pria yang pernah mengikuti workshop broadcast yang diadakan oleh Voice of America (VOA) dan Brithish Broadcasting Corporation (BBC) World Service mengaku prihatin dengan maraknya siaran luar negeri yang bebas masuk (free to air) ke wilayah Provinsi Kepri.
Hal ini kata pria yang juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan workshop broadcast yang diadakan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) dan Assosiasi Radio Siaran Lokal Indonesia (ARSLI) tanpa disadari mampu mengikis rasa nasionalisme rakyat yang tinggal didaerah-daerah perbatasan.
Hal itu kata pria yang mudah tersenyum ini dapat dilihat pada gaya hidup sebagian generasi muda di Provinsi Kepri yang mulai mencontoh gaya berbusana (fashion) luar negeri. Sehingga tambahnya dapat melunturkan kearifan lokal dalam mempergunakan busana tempatan seperti baju kurung atau kebaya.
“Insya Allah, pada periode kedua ini saya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjadikan KPID Kepri mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air, meningkatkan rasa nasionalisme dan kebangsaan terhadap NKRI,” janji Jamhur mengakhiri. (azw)
Azwardi, S.Sos
Wakil Ketua
Pemburu Berita Yang Kini Jadi Target Pemberita
Azwardi tidak menyangka kalau dirinya bisa terpilih sebagai anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepulauan Riau periode 2011-2014. Padahal ketika mengikuti seleksi awal, alumnus Universitas Lancang Kuning Pekanbaru jurusan Business Administration ini sempat apatis saat mengetahui kalau saingannya merupakan tokoh-tokoh penting yang sudah cukup punya nama di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Namun berkat upaya dan doa yang dipanjatkannya setiap lima waktu kepada sang maha pencipta, akhirnya mantan Head Department Administration & Human Resource sebuah perusahaan elektronik asal Singapura di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam, Kabupaten Bintan ini dinyatakan lulus oleh Gubernur Kepri HM Sani.
Kini tugas berat untuk menata dan membina lembaga penyiran di Provinsi Kepri, yang tentunya tidak ringan dan tidak mudah ini sudah menanti ayah 3 orang anak kelahiran Tanjungpinang ini.
Menanggapi jabatan barunya sebagai Wakil Ketua KPID Kepri merangkap anggota Bidang Hukum dan Perizinan, mantan Kepala Perwakilan Kabupaten Bintan pada sebuah media cetak harian yang cukup punya nama di Provinsi Kepri ini tidak menyangka kalau saat ini tugasnya cukup berat.
Karena harus mengawasi dan melakukan pembinaan lembaga-lembaga penyiaran di seluruh Provinsi Kepri yang terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota dan memiliki letak geografis pulau-pulau besar dan kecil yang saling terpisah antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya.
Selain itu, pria yang pernah menjadi wartawan terproduktif tahun 2004 sebuah media cetak harian lokal di Kepri ini berpendapat kalau karirnya mirip dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang dulunya seorang pemburu berita namun kemudian berubah menjadi orang yang selalu diburu-buru pemberita.
“Sepertinya mirip-mirip sikit dengan Pak Dahlan Iskan-lah. Dulu pemburu berita. Kalau sekarang malah sering masuk berita,” cetus juru bicara (jubir) Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Bintan Bagian Utara (BP2KB2U) ini.
Ini semua kata pria yang pernah menjadi pembicara (speaker) pada General System Preference (GSP) Presentation Forum di depan group perusahaan Sony Precision Engineering Center (SPEC) Singapore yang berasal dari berapa negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Singapore dan Indonesia ini tidak lepas dari sikap dan pembawaannya sehari-hari yang mudah bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang jabatan, pangkat, suku, golongan maupun jenis kelamin.
Ditambah lagi dengan pengalamannya yang lebih dari 9 tahun sebagai pemburu berita, Sekretaris Dewan Kesenian Bintan (DKB) ini dikenal dekat dengan kalangan pemburu berita, baik cetak maupun elektronik yang ada di Kepri.
Berangkat dari ketertarikannya pada dunia cuap-cuap, bapak 3 orang anak ini pernah ingin mendirikan stasiun Radio Tuah FM di Tanjunguban, Kabupaten Bintan yang bercokol di kanal 103,4 FM. Namun karena berbagai persoalan, akhirnya impian untuk memiliki stasiun radio swasta sendiri terpaksa harus dikuburnya dalam-dalam.
Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi Ikatan Pemuda Desa (Ipades) Kabupaten Bintan ini juga pernah menjadi salah satu peserta Lomba Baca Berita yang digelar RRI Tanjungpinang saat masih duduk di bangku SMAN 2 Tanjungpinang puluhan tahun silam. Namun vokalnya yang kurang bariton ditambah minimnya pengalaman, anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kepri ini harus gugur pada seleksi awal ketika itu.
Bagi satu-satunya anggota komisioner KPID Kepri dari Pulau Bintan ini, apa yang terpenting kata alumnus Balai Pendidikan Latihan Pariwisata (BPLP) Bandung ini adalah bagaimana mampu mewujudkan penyiaran di Provinsi Kepri yang punya martabat, berakhlak, memiliki integritas dan tentunya mampu mencerdaskan kehidupan berbangsa guna peningkatan kecerdasan masyarakat.
“Mudah-mudahan jabatan ini dapat saya laksanakan sesuai amanah yang sudah dipercayakan guna mewujudkan penyiaran yang bermartabat, layak siar, menjunjung tinggi norma dan sopan santun bangsa ini. Serta tentunya mampu meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam memilah dan memilih siaran yang layak konsumsi,” tandas anak ketiga dari 8 bersaudara ini. (azw)
Hamdani, S.Sos
Koordinator Bidang Kelembagaan
Komisioner Yang Sarat Pengalaman
Boleh dibilang kalau Hamdani, S.Sos menjadi sumber referensi bagi teman-temannya sesama komisioner KPID Kepri periode 2011-2014 ini, khususnya apabila menyangkut pembahasan anggaran. Apalagi dengan usianya yang sudah setengah abad, mencatatkannya sebagai komisioner paling senior saat ini.
Sebagai mantan anggota DPRD Provinsi Kepri dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Karimun periode pertama 2004-2009, bapak 2 putri yang mulai beranjak dewasa ini tentunya faham dan menguasai bidang dan persoalan-persoalan anggaran yang apabila salah dalam penataannya, tentu bisa menyeret seseorang berhadapan dengan persoalan hukum.
Hamdani tercatat lahir di Sedanau, Kabupaten Natuna dan menamatkan pendidikan dasarnya di pulau tersebut. Kemudian, melanjutkan pendidikan SMP dan SMA-nya di Karimun. Membaca peluang yang berkembang di Kepri, Hamdani melanjutkan pendidikan tingginya pada Jurusan Perhotelan Akademi Industri Pariwisata (Aktripa) Bandung, Jawa Barat.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana muda perhotelannya, warga Perumahan Kurnia Djaja Alam (KDA) Batam Center, Batam ini langsung mengaplikasikan ilmunya di Hotel Istana Bandung sebagai waiter hingga kemudian mengundurkan diri sebagai Front Office Supervisor di hotel tersebut.
Pria yang mendapatkan tambatan hati neung geulis dari tanah Pasundan ini kemudian memutuskan pulang kampung dan memboyong keluarganya ke Karimun. Di Karimun, Hamdani diterima bekerja sebagai Operation Manager di Holiday Hotel Karimun dan Paragon Hotel Karimun.
Dalam berorganisasi, Hamdani pernah tercatat sebagai kontraktor sukses di Karimun yang kemudian mengantarkan dia sebagai Sekretaris Badan Pimpinan Cabang (BPC) Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) Kabupaten Karimun.
Kemudian, dia juga dipercayakan sebagai Kepala Bidang Urusan Luar Negeri di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Karimun. Karena sikap dan pembawaanya yang luwes serta mudah bergaul dengan siapa saja, Hamdani kemudian ditawarkan untuk bergabung dengan Partai Golkar sebagai pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tingkat II Kabupaten Karimun.
Akhirnya saat pemilihan umum (Pemilu) calon anggota legislatif DPRD Provinsi Kepri yang pertama pada tahun 2004, Hamdani terpilih sebagai anggota dewan yang terhorrmat dari Dapil Karimun dan membuat dia harus bolak-balik Karimun-Sekupang, Batam karena saat itu gedung sementara DPRD Kepri berada di Sekupang, Batam.
Bicara jabatan saat ini sebagai Koordinator Bidang Kelembagaan KPID Kepri periode 2011-2014, pria yang yang selalu berpenampilan nyentrik dengan kumis putih dibibirnya ini punya impian agar dengan pemerataan informasi, KPID mampu turut berperan menjadikan masyarakat Provinsi Kepri yang maju, cerdas dan mandiri.(azw)
Suyono, S.Ag
Anggota Bidang Kelembagaan
Komisioner Yang Ingin Bangun Penyiaran Yang Berakhlak
Terpilih sebagai komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepulauan Riau periode 2011-2014 tidak lantas membuat Suyono, S.Ag tersenyum sumringah.
Pasalnya kini beban berat dan tanggungjawab besar untuk mewujudkan visi komisioner yang suka dipanggil ustad oleh teman-temannya ini saat mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) adalah bagaimana memperkuat lembaga KPID didepan publik dan mewujudkan penyiaran yang sehat serta berwawasan kebangsaan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia harus segera dilaksanakan.
Selain itu kata anak dari pasangan Hadi Suwarno dan Atmi ini lembaga penyiaran harus mampu memberikan hiburan yang mendidik dan mampu meningkatkan kaidah dan moral anak bangsa. Sehingga hiburan yang dikonsumsi masyarakat, terutamaa anak-anak generasi muda harapan bangsa tidak melanggar norma dan etika yang diajarkan agama.
pria yang suka memberikan ceramah dari mesjid ke mesjid di Batam dan sekitarnya ini mengaku sangat prihatin dengan banyaknya program hiburan yang dipublikasikan lembaga penyiaran yang kurang mendidik dan tidak layak konsumsi, terutama bagi kalangan anak-anak generasi muda harapan bangsa.
Lulusan Fakultas Syariah Universitas Islam Negri (UIN) Kalijaga Jogjakarta Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum ini akan berupaya agar selama masa jabatannya di KPID Kepri mampu mewujudkan tontonan dan tayangan-tayangan di lembaga penyiaran yang mampu menciptakan generasi muda yang memiliki sopan santun tinggi, hormat kepada orangtua dan akhlak yang mulia dan teruji baik.
Untuk menambah wawasan di bidang penyiaran, pria yang memulai karir pada PT Mc Dermot Batam ini sejak tahun 2006-2011 ini mengaku mengoleksi ratusan judul buku dari berbagai disiplin ilmu yang saat ini tertata dengan baik di perpustakaan pribadi yang dibangunnya kediamannya yang terletak di Bengkong ini.
Bapak dari 2 putra ini
Sekretaris Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PW PM) Provinsi Kepri ini
Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Mubaligh Batam (PMB)
Hobi mengaji dan berorganisasi
Intan Tri Kusuma Ningtyas, S.Ikom
Anggota Komisioner Bidang Komunikasi dantekhnologi
( Pengawasan Isi Siaran )
Dara manis dengan lesum pipi ini bernama lengkap Intan Tri Kusuma Ningtyas, S.Ikom,yang lebih akrab disapa dengan panggilan Tata. Lulusan broadcasting ini tak henti-hentinya menimba Ilmu, saat ini Ia melanjutkan Megister komunikasinya di Universitas Swasta Jakarta. Dengan gaya stylenya yang sporty banyak sekali pengalamannya sebagai praktisi. Wanita pencinta reptile dan warna ungu ini, saat masih dibangku kuliah dulu Ia sudah bekerja di televisi nasional sebagai Floor Director, menjadi asisten dosen, bekerja di Production House terkenal di Jakarta sebagai Talent Artis, Team Creativedan terakhir sebagai kontraktor.
Berangkat dari rasa prihatin terhadap tayangan program yang tidak “beres”, wanita yang memiliki hobi auto car ini merasa tergerak untuk membenahi program-program yang sangat tidak layak ditonton tersebut, lalu ia memberanikan diri untuk mendaftarkan diri sebagai salah satu calon anggota KPID Kepri periode 2011-2014.