Terkini
- Dua Frekwensi Radio di Tpi Digeser
- Kepri Perlu Bentuk Komisi Daerah Perbatasan
- Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepri, Rabu (18/1) berkunjung ke redaksi Batam Pos di Gedung Graha Pena, Batam Centre.
- KPID Kepri Kunjungi Media Elektronik
- Perlu Ada Komitmen Dari Anggota KPI Daerah Bengkulu Terpilih
Agenda KPID
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Gubermur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Direktur Utama TVRI Imas Sunarya pada 21 Desember 2010 melakukan peresmian pemancar televisi digital TVRI Jakarta, Surabaya dan Batam. Acara tersebut digelar di Auditorium TVRI Jakarta.
Dalam kesempatan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan video conference dengan Gubernur Kepulauan Riau M. Sani dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo.
Telewicara dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dilakukan Gubernur Kepulauan Riau M Sani di lantai tiga Hotel Planet Holiday Batam. Gubernur Kepri didampingi oleh Direktur Kelembagaan Komunikasi Sosial Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemkominfo) RI James Pardede, anggota DPRD Kepri Hotman Hutapea, Kepala LPP TVRI Stasiun Riau Mukhtar Lukvi S, dan unsur Muspida. Dalam telewicara tersebut Presiden mengatakan sistim pemancar siaran secara digital diharapkan ke depan dapat menyentuh daerah lain di Kepri.
Gubernur Kepri sangat menyambut baik harapan Presiden itu. ”Kepri dengan 12.400 pulau dan banyak diantaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga. Mohon ditingkatkan di masa-masa yang akan datang sistem informasi secara digital ini,” ujarnya.
Dengan demikian, kata Sani, berbagai informasi yang disampaikan dapat diterima dan disampaikan dengan jelas. ”Yang jelas sumber daya masyarakat akan meningkat. Meningkat melalui informasi,” katanya.
Susilo Bambang Yudhoyono setuju dengan pendapat M Sani tersebut. Ia berpesan pada Gubernur Kepri, bupati dan walikota se-Kepri agar memanfaatkan fasilitas siaran TVRI digital dalam menyampaikan informasi pada masyarakat Kepri.
”Manfaatkan fasilitas ini sebagai sarana menyampaikan dan menjelaskan informasi yang benar pada masyarakat, seperti mengenai rencana dan pembangunan di Kepri. Rakyat berkompeten mengetahui apa yang telah dicapai dan belum dibangun,” pesannya. Presiden juga berharap agar Batam, Bintan, dan Karimun terus tumbuh dan berkembang.
Batam yang Pertama
Menurut Kepala LPP TVRI Stasiun Riau Mukhtar Lukvi S, Batam merupakan kota pertama di luar Pulau Jawa yang mendapatkan fasilitas teknologi siaran sistim digital ini. Menara pemancar siaran digital TVRI berada di Sekupang. Sinyal digital ini dapat mencakup Batam, Bintan, dan Singapura berkekuatan 2 KW di frekwensi UHF 40. ”Jangkauan sinyalnya berkekuatan dua kali dari sistim konvensional,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Iskandar, staf Dirjen Sarana Komunikasi dan Informasi Kemkominfo RI, sinyal digital TVRI ini hanya bisa ditangkap dengan mengunakan set top box. Selain siaran TVRI pusat dan TVRI Riau, dapat juga menerima berbagai siaran televisi swasta nasional.
”Tahap awal di Batam set top box ini diberikan cuma-cuma pada 500 orang pemilik pesawat televisi. Di pasaran sudah ada, tapi belum dijual banyak. Harga satu unit set top box sekitar 300 ribu rupiah,” jelasnya.
Siaran televisi digital ini akan menjadi standar baru siaran televisi secara global. Digitalisasi siaran televisi Indonesia ini bahkan lebih awal dari pada yang diterapkan oleh pemerintah dan kalangan industri pertelevisian Amerika Serikat, yang menurut rencana baru akan dimulai pada tahun 2011. Siaran televisi digital ini menggantikan teknologi analog yang selama ini digunakan di Indonesia, yang keunggulannya tidak hanya pada kualitas gambar, tetapi juga pada kemampuannya yang mobile. Artinya, televisi tidak hanya statis diakses dan disaksikan di rumah, perkantoran atau tempat umum lainnya yang dipasang secara permanen, tetapi juga dapat diakses dalam posisi bergerak di perangkat seluler ataupun perangkat televisi yang dipasang di mobil sekalipun dengan kualitas yang cukup jernih.
Yang lebih revolusioner dari televisi digital ini adalah kemampuan interaktifnya antara stasiun televisi dengan penonton. Kalau dalam sistem analog, maka siaran televisi dipancarkan oleh stasiun televisi dan penonton tinggal menerima saja apapun yang dipancarkan. Namun dalam era digital, terbuka kemungkinan ada interaksi antara penonton dan stasiun televisi, yang membuat penyiaran televisi akan semakin terasa sebagai event komunitas. Di samping itu, masyarakat akan memperoleh pilihan program siaran yang lebih banyak dan bervariasi serta secara ekonomis membuka peluang lebih besar bagi industri penyiaran dan industri konten.
Sebelumnya, pada 29 Januari 2010 Menteri Kominfo Tifatul Sembiring juga telah melakukan peresmian uji coba lapangan penyiaran televisi digital di wilayah Bandung dan sekitarnya. Jika di Bandung yang mengisi satu kanal UHF adalah 7 saluran, sedangkan di Batam satu kanal UHF akan ditempati 6 saluran, dua diantaranya sudah ditempati oleh TVRI. Sisanya empat saluran akan diisi oleh siaran TV swasta yang memakai sistem time-sharing alias berganti stasiun setiap satu minggu sekali.
Sementara itu, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepulauan Riau menyambut baik Batam sebagai salah satu daerah yang pertama di luar Pulau Jawa, untuk uji coba TV digital di Indonesia. Menurut Ketua KPID Kepri Parlindungan Sihombing, ini sangat strategis antara lain untuk mengatasi persoalan keterbatasan frekuensi di daerah perbatasan Kepri.**(depkominfo.go.id, postel.go.id, Batampos.co.id, berbagai sumber)